Suatu ketika Abu Nawas diundang oleh Raja Harun Ar-Rasyid untuk makan bersama. Maka berangkatlah para pengawal kerajaan untuk menjemput Abu Nawas di rumahnya. Tak berapa lama kemudian Abu Nawas telah sampai di istana dengan pakaian sederhana saja.
Abu Nawas langsung diajak berbincang di sebuah pendapa dengan berbagai jamuan makanan lengkap dengan minuman yang segar.
Melihat begitu banyaknya makanan, Abu Nawas pun sangat lahap menyantap makanan yang dihidangkan kepadanya. Sementara itu, raja masih meneruskan perbincangannya dengan Abu Nawas tentang kekuasaannya.
Raja Harun Dihargai 100 dinar.
Raja Harun bercerita kepada Abu Nawas terkait dengan luasnya wilayah yang telah dipimpinnya. Namun Abu Nawas nampak tidak menggubris malah dia sibuk dengan makanan yang tersaji di hadapannya.
Tak Lama kemudian, raja mulai melontarkan berbagai pertanyaan kepada Abu Nawas.
"Hai Abu Nawas, kalau setiap benda ada harganya, berapakah harga diriku ini?" tanya raja.
Abu Nawas yang masih dalam kondisi kekenyangan setelah makan makan, menjawab sekenanya tanpa berpikir panjang.
"Hamba kira, mungkin sekitar 100 dinar saja Paduka," jawab Abu Nawas.
"Terlalu sekali engkau Abu Nawas, harga sabukku saja 100 dinar," bentak raja.
"Tepat sekali Paduka, memang yang saya nilai dari diri Paduka hanya sebatas sabuk itu saja," ujar Abu Nawas.
Karena merasa tak ingin dipermalukan oleh Abu Nawas karena kecerdikannya, kali ini raja tidak mau lagi mengambil resiko dengan beradu pendapat lagi.
Oleh karena itu, Abu Nawas diajak menuju ke tengah-tengah prajuritnya yang merupakan ahli beladiri dan ketangkasan.
"Ayo Abu Nawas, di hadapan para prajuritku, tunjukkanlah kemampuan memanahmu. Panahlah sekali ini saja, kalau panahmu dapat mengenai sasaran, hadiah akan menantimu. Tapi kalau gagal, engkau akan aku penjara," kata raja.
Abu Nawas Mendapat Hadiah.
Abu Nawas pun bergegas mengambil busur dan anak panah. Dengan memantapkan hati, Abu Nawas membidik sasaran dan mulai memanah. Namun panahnya meleset dari sasaran.
"Dari pengamatan saya, ini adalah gaya memanah para makelar tanah," ujar Abu Nawas untuk menutupi kelemahannya.
Sesaat kemudian, Abu Nawas mencabut sebuah anak panah lagi dan membidik sasaran. Lagi-lagi anak panah yang dibidikkan itu melesat terlalu jauh dari sasaran.
"Kalau yang ini Paduka, ini gaya Juragan Buah kalau sedang memanah," sahut Abu Nawas untuk menutupi kelemahannya yang kedua.
Untuk yang ketiga kalinya, Abu Nawas kembali mencabut anak panah dan mulai membidiknya. Namu kali ini kebetulan anak panah yang dibidikkan tersebut mengenai sasaran.
"Nah yang ini Paduka, ini baru gaya Abu Nawas kalau sedang memanah, saya pun menunggu hadiah yang Paduka janjikan," kata Abu Nawas dengan gembira.
Dengan tak bisa menyembunyikan tawanya, Paduka Raja lantas memberikan hadiah kepada Abu Nawas. Dengan kecerdikannya bermain kata-kata yang masuk logika akhirnya Abu Nawas mendapat hadiah, dia pun langsung mohon diri karena tak sabar untuk memberikan hadiah itu kepada istrinya.
Penggambaran kehidupan yang terdapat ditengah masyarakat. Semoga kita dapat mengambil pmbelajaran dari cerita tersebut.
ReplyDeleteSukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
wah pandai ngeles tuh si abu .. padahal emang dia gagal di panahan yang pertama dan kedua,
ReplyDeletebegitu juga dengan hidup, mencoba mencoba dan mencoba
abu...abu....!!!!
ReplyDeletecerdik bin pintar hehe...
tp sang raja banyak banget skrg yg kayak gitu,,,
sombong, angkuh...
smg diri ini terjaga dr hal semacam itu, amin!!!
hahay....ad cerita lain lagi ga???
ReplyDeletehahaha... emang cerdas tuh beliau..
ReplyDeletetapi kok si raja.. dikit2 maen penjarakan saja ya :D
mudah''an panahnya g kena gue..
ReplyDeleteSekalian nanya dong...
gmn sieh caranya diterima oleh adsense goggle???
makasi sblmnya mas..
waw aku suka panah..hehhe
ReplyDeletesalam hangat dariku
menarik
Ada juga ya panah pembawa rezeki
ReplyDeletepostingan yang bagus kawan
Salam Persahabatan
ReplyDeleteBerkunjung silahturrahmi
rajanya mengalah tuh, dia cuma bercanda dgn abu nawas agar bisa terhindar stress di istana
ReplyDeletelama tak berkunjung ke sini.. apa kabar mas ?!?! :)
ReplyDeleteSelamat malam,,..
ReplyDeleteSelamat malam kang..
ReplyDeleteudah lama tak ada yang baru nie,..
makasi..
Abunawas memang rajanya ngeles... kal tokoh Indonesia, seperti Komeng... hahaha
ReplyDeletebaru mampir lagi Sobat..
Salam Semangat dari Kaluku Lolo...