Mimpi yang Terindah

Tamu tak diundang. Pada suatu hari, Abu Nawas kedatangan tamu yang tak diundang. Mereka bukanlah orang biasa saja, namun juga memiliki kharisma.
Yaitu si ahli yoga dan seorang lagi pendeta.

Oh ternyata mereka berdua, si tamu ini memiliki tujuan untuk menemui Abu Nawas. Rupanya mereka sangat penasaran akan kecerdikan Abu Nawas yang terkenal tersebut. Pada waktu itu Abu Nawas sedang melakukan shalat Dhuha di rumahnya.

Istrinya yang setia mempersilahkan mereka berdua untuk masuk dan duduk. Setelah Abu Nawas selesai shalat, ditemuilah mereka berdua dengan hati berbahagia.





"Kami sebenarnya ingin mengajak Anda untuk melakukan pengembaraan suci. Kalau Anda tak keberatan, ayo bergabunglah dengan kami, "kata ahli yoga.

Dengan penuh semangat Abu Nawas menerima ajakan tersebut. Kemudian pada keesokan harinya, mereka berangkat bersama. Abu Nawas memakai jubah sufi, ahli yoga dan pendeta memakai seragam mereka masing-masing.

Ketika sore hari, di tengah perjalanan, mereka diserang rasa lapar yang sangat. Maklumlah ketiganya tak membawa bekal makanan barang sedikit pun.

"Wahai Abu Nawas, bagaiman jika Anda mengumpulkan sedekah? Sementara kami mengadakan kebaktian," kata pendeta.
Abu Nawas setuju saja, mengetuk pintu dari rumah ke rumah.

Setelah dirasa cukup untuk membeli makanan, Abu Nawas segera pergi ke warung makan. Tak lama kemudian Abu Nawas menghampiri teman-temannya.

Abu Nawas mengajak mereka menyantap makanan, namun mereka menolaknya dengan alasan mereka sedang berpuasa. Abu Nawas memelaas, meminta jatahnya saja tapi tetap tidak boleh.

(Memang ada maunya).
"Bagaiman mana kalau kita mengadakan perjanjia?" kata pendeta.
Pendeta menjelaskan bahwa siapa bermimpi terbaik maka akan mendapat jatah makan terbanyak dan begitu juga sebaliknya.


Malam semakin larut, Abu Nawas tidak bisa tidur karena lapar. Setelah yakin dilihat teman-temannya tidur lelap, Abu Nawas langsung menyantap makanan hingga habis.

Keesokan harinya ketika mereka bangun, ahli yoga bercerita tentang mimpinya yang memasuki alam nirwana, dimana didalamnya ada sebuah taman indah.

Pendeta memujinya.
Pendeta bermimpi telah menembus batas ruang dan waktu, lalu bertemu dengan pencipta agamanya. Ahli yoga memuji mimpi dari pendeta.






Abu Nawas hanya diam saja.
Sekarang giliran Abu Nawas bercerita.

Menurut Abu Nawas, dia bertemu nabi Daud as yang ahli puasa. Dalam mimpinya itu, Nabi Daud menyuruh Abu Nawas agar segera berbuka puasa.

"Karena yang menyuruhku adalah nabi yang agung, aku tak berani membantahnya. Langsung saja aku bangun dan menyantap makanan yang ada di depan itu," kata Abu Nawas.

Alamak...
Sadarlah pendeta dan ahli yoga. Kini mereka kelaparan, sambil menyesal serta mengakui kehebatan betapa cerdiknya orang yang bernama Abu Nawas.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mimpi yang Terindah"

Post a Comment