Abu Nawas punya cara yang unik dalam memberikan pelajaran kepada para hakim nakal.
Eh..bukan dengan melaporkannya langsung kepada sang raja, tetapi Abu Nawas bahkan memberinya hadiah.
Akan tetapi justru dengan hadiah itu sang hakim menjadi sadar akan perbuatan zalimnya.
Ini kisahnya:
Pada suatu waktu kerajaan yang dipimpin oleh Raja Harun Al Rasyid ini mengalami krisis keadilan.
Banyak hakim yang adil meninggal dunia dan raja salah dalam menunjuk orang sebagai hakim pengganti.
Akibatnya hakim pengganti itu tidak mampu menjawab kebutuhan masyarakat atas keadilan.
Para hakim pengganti itu berlaku menyimpang dan sama sekali tidak mengetahui hukum-hukum agama, sehingga tidak aneh jika kemudian muncul berbagai kebobrokan dan penyimpangan hukum yang dilakukan para hakim.
Tiadanya keadilan dan kebenaran, semakin meluasnya korupsi dan penyalahgunaan hukum seperti telah menjadi hal yang biasa.
Dalam kekuasaan tiran, ucapan penguasalah yang menjadi hukum dan kepentingan pribadi di atas segala-galanya.
Hadiah
Dalam hal ini Abu Nawas turut prihatin.
Dia pun lantas berinisiatif menyadarkan para hakim itu dengan caranya sendiri.
Pada suatu hari Abu Nawas mendatangi seorang hakim untuk mengurus suatu perjanjian.
Namun hakim di kotanya selalu mengatakan tidak punya waktu untuk menandatangai perjanjian itu.
Keadaan ini terus berlangsung seperti itu sehingga Abu Nawas menyimpulkan bahwa si hakim minta disogok (disuap).
Akan tetapi Abu Nawas mengetahui bahwa menyuap adalah hal yang diharamkam oleh agama.
Maka Abu Nawas pun memutuskan untuk melemparkan keputusan pada si hakim sendiri.
Abu Nawas menyiapkan sebuah gentong.
Gentong itu diisi dengan kotoran sapi hingga hampir penuh.
Kemudian di atasnya Abu Nawas mengoleskan mentega beberapa sentimeter tebalnya.
Gentong itu dibawanya ke hadapan Pak Hakim.
Saat itu juga kesibukan sang hakim langsung hilang dan punya waktu untuk membubuhkan tanda tangannya pada surat perjanjian Abu Nawas.
"Tuan Hakim, apakah pantas Tuan mengambil gentong mentega itu sebagai ganti tanda tangan Tuan?" tanya Abu Nawas mengelabuhi.
Sang hakim tersenyum sambil mengamati gentong itu.
"Ah...engkau jangan terlalu dalam memikirkannya," kata si hakim mulai terjebak tipu muslihat Abu Nawas.
Hakim tersebut lantas mncolek sedikit mentega dengan ujung jarinya lalu mencicipinya.
"Wah enak benar mentega ini." kata sang hakim.
"Ya..sesuai dengan ucapan Tuan, jangan terlalu dalam mencolek menteganya," jawab Abu Nawas.
Abu Nawas pun segera meninggalkan kantor sang hakim setelah mendapatkan tanda tangan si hakim.
Hakim Bertobat.
Hakim lantas pulang dengan hati yang riang gembira.
Dibawanya gentong itu lantas di panggillah istri dan anak-anaknya untuk bersama-sama makan pemberian Abu Nawas itu.
Awalnya mereka sekeluarga sangat menikmati mentega itu.
Namun begitu lapisan mentega itu habis, mereka mulai memakan kotoran sapi.
hehehe...dasar hakim zalim.
"Upsss...apa ini...baunya sangat busuk seperti kotoran hewan." kata hakim.
Hakim lantas teringat Abu Nawas.
Setelah berfikir panjang, ia baru sadar bahwa semua itu adalah ulah si Abu Nawas yang ingin menyadarkannya utnuk meninggalkan praktek suap menyuap dan menegakkan keadilan.
Hakim itu kemudian merasa sangat bersalah atas sikapnya selama ini.
Ia lalu mendatangi rumah Abu Nawas dan meminta maaf atas kekhilafannya.
Di hadapan Abu Nawas ia berjanji akan menjadi Hakim Yang Adil.
Nah...begitu donk pak hakim...jadilah hakim yang jujur dan adil, tegakkan keadilan melalui tanganmu.
Untuk Pak Abu Nawas, salut dech sudah meyadarkan pak hakim melalui caranya sendiri yang sangat halus dan mengena tanpa lapor ke atasan.
Pertamax....
ReplyDeleteKedua...
ReplyDeleteKetiga...
ReplyDeletewah . , pelajaran bagus utk si hakim . ,
ReplyDeleteKasih pelajaran aja hakim tukang suap, yang ada di indonesia. biar keadilan bisa ditegakkan.....
ReplyDeletesatu lagi buah kecerdikan Abu Nawas..
ReplyDeleteckckckckk
cerita menarik....
ReplyDeletejadi bahan pelajaran dan perenungan...
-----
http://ferdys-aja.blogspot.com/2010/11/contes-f-blog.html
Untung aja hakim itu bisa sadar ya....
ReplyDeleteRealita sekarang yang terjadi, banyak penguasa yang jika berada di posisi hakim itu akan menjadi sangat murka dan melakukan pembalasan yang lebih kejam.
Setuju banget dengan cara Abu Nawas, menegor orang perlu memakai cara yang halus tapi mengena.
Terimakasih untuk ceritanya yang menginspirasi para pembaca :)
hakim di Indonesia sepertinya harus di kasih hadiah juga nih sob , hehehhe
ReplyDeleteSalam
ReplyDeleteYups, cara cerdik kawan..
Nice story kawan..
Salam kawan
Kisah2 menarik dr Abu nawas memang bisa mendidik manusia mempunyai kepribadian yg mulia
ReplyDeleteklo hakim kita digituin bukannya sadar malah ngamuk...kita pasti di gencet abis2an.
ReplyDeletekisah yang menarik, semoga saja bnyk hakim di Indonesia yang sadar diri dan bertobat.
ReplyDeletebaca2 dulu sob :D
ReplyDeleteuntung hakimnya di beri hidayah, kalo hakim sekarang di kayak gituin yang da malah maeah2, hehheh salam damai readblogger, hehhe
ReplyDeletecerdik banget abu nawas...."keren bgt ceritanya i like it.
ReplyDeletesalam blogger.
kira2 kalo hakim di Indonesia diapakan ya ??
ReplyDeletewehehehehehe kepintaran abu nawas..
ReplyDeleteladida : di traktir makan bakso saja :P
pelajaran yang sangat berharga,slalu saja terlihat dari sini.....
ReplyDeletesaya rindu ada abu nawas seperti itu saat ini,di tengah hukum indonesia yg carut marut,hiks
ReplyDeletecoba kasih buat koruptor, biar mrasakan nikmat nya suap, hehe
ReplyDeletewkakaka. kasian bener tuh hakim makan tai
ReplyDeletewah hakimnya cepet banget tobat. digituin aja udah jera.
ReplyDeleteKetinggalan banyak cerita dari abu nawas nih,,, karena koneksi yang kacau,,,, huh tapi masih sempat membaca dan terbahak-bahak oleh cerita seru nan lucu ini.....
ReplyDeleteKe dua puluh lima, hiks2..
ReplyDeleteAbu nawas memang cerdik sob ..
ReplyDeletecoba di Indonesia ada Abu Nawas ..
mungkin hakim" yang suka minta sogokan itu bisa tobat ..
thanks sob atas ceritannya .. :D
Bedakan dengan hakim yang ada di negeri kita???hehehehe bisa di pakai sebagai bahan renungan mereka nih :)
ReplyDelete@Pak Rachman/Chenk Rachman:
ReplyDeleteKomen kok pertamax kedua ketiga ah apaan 2 maksudnya sob.
pa tak da kata lain yo hehe wakawakawak
Bagus kisahnya ;) Pelajaran buat hakim !!!
ReplyDeletesalam sobat...
ReplyDeletewahh... kisahx bener-bener bagus,. gmn dngn hakim di indonesia.?! :D
Assalamu'alaikum Kang....
ReplyDeleteSmoga sll dirahmati Allah...
Akal si Abu nawas yg cerdik bisa membuka hati hakim yg culas.
Semoga bs sprti si abu nawas yg bijak yo kang...
*maap bila ada salah, besok puasa sunnah to??
Tengkyu kang..., i miss u..
Untung ada Abunawas ya.. coba kalau gak ada.. hahaa...
ReplyDeleteternyata abunawas cerdik juga
ReplyDeletewaaah padahal sekalian aja tuh makan sm kotoran sapinya..LUMAYAN VITAMIN.ckckck
ReplyDeleteceritanya bagus bang,,sangaaat inspiratif
selalu ada jalan bagi si abu :D
ReplyDeletei like it :D
tapi kayaknya menteganya manis tuh..:p
ReplyDeletewooooooiiiiiiii......para pejabat baca nich artikel......biar kalian mengertiiiiiiiiiii
ReplyDeleteemank mentega rasana gmna? :D
ReplyDeletehkhkhk
klo dikasi gula mah manis :D
Kalau hakim di Indonesia tercinta ini digitu'in, bisa dipenjara kale, bukannya sadar malah tambah marah - mara... hhe... just kidding...
ReplyDelete:D